Yogya Short Trip: Waktu Bukan Kendala untuk Mengeksplorasi Banyak Tempat [Bagian 1]

Yogyakarta telah menyisakan cukup banyak kenangan buat saya. Pertama kali melakukan perjalanan ke Yogyakarta pada 2010, saya langsung jatuh ...

Yogyakarta telah menyisakan cukup banyak kenangan buat saya. Pertama kali melakukan perjalanan ke Yogyakarta pada 2010, saya langsung jatuh cinta. Enggak pernah terbayangkan bahwa Yogyakarta bisa menjadi candu buat saya yang membuat saya ketagihan. Setelah 2010, beberapa kali saya melakukan perjalanan ke Yogyakarta, termasuk salah satunya adalah menyaksikan perayaan Waisak di Borobudur pada 2013 bersama teman-teman Couchsurfing Indonesia. Biarpun itu menjadi perayaan Waisak terakhir yang boleh disaksikan secara langsung oleh masyarakat, itu adalah perjalanan yang enggak terlupakan.


Pada 2015, saya kembali menelusuri tempat wisata di Yogyakarta, meski hanya ke sedikit tempat. Paling tidak, saat itu untuk pertama kalinya saya berhasil mengunjungi dua pantai di kawasan Gunung Kidul, yaitu Pantai Baron dan Pantai Indrayanti. Setahun kemudian pada September 2016, saya kembali lagi ke Kota Pelajar ini meski bukan untuk berwisata. Tapi, perjalanan itu enggak membuat saya puas. Akhirnya, bulan lalu, pada 21 Oktober 2016, saya membalas dendam dengan melakukan perjalanan singkat ke Yogyakarta.

Objek Wisata Alam Kalibiru, Kulon Progo

Saya pergi bersama teman saya, Atie. Karena kami baru menyiapkan segalanya H-seminggu, akhirnya kami enggak mendapat tiket murah. Kami terpaksa memilih kereta malam Bogowonto dengan harga tiket Rp220.000 (ini yang paling murah saat itu). Kami berangkat pada Kamis, 20 Oktober 2016 pukul 21.45 WIB dan tiba pada keesokan paginya pukul 06.00 WIB.

Oh ya, kami juga baru memesan hotel H-seminggu. Sebisa mungkin kami enggak mau mengeluarkan terlalu banyak biaya untuk penginapan. Akhirnya, setelah menelusuri banyak hotel di Traveloka, kami memilih Edu Hostel. Edu Hostel ini menawarkan konsep menginap di dormitori. Dengan kata lain, dalam satu kamar terdapat 3 tempat tidur tingkat untuk 6 orang. Harga menginap per malamnya hanya Rp80.000, sudah termasuk sarapan gratis setiap harinya. Untuk orang seperti saya yang menggunakan hotel hanya untuk tidur dan mandi, Edu Hostel sudah cukup memenuhi semua persyaratan kenyamanan.

Lobi Edu Hostel

Kami sampai di Lempuyangan pagi hari Jumat, 21 Oktober 2016. Selama di Yogyakarta, kami memutuskan untuk menyewa motor agar mudah berkunjung ke banyak tempat wisata di Yogyakarta. Karena kami baru bisa check-in di Edu Hostel pada pukul 15.00 WIB, kami pun memutuskan untuk jalan-jalan dulu. Setelah sarapan di rumah makan di depan Stasiun Lempuyangan dan mengambil motor sewaan (harga sewanya Rp60.000 per 24 jam), kami pun langsung bersiap menjelajah tempat wisata di Yogyakarta. Yang jelas, saya enggak mau 3 hari 2 malam di Yogyakarta saya terbuang sia-sia.


Rincian biaya transportasi dan akomodasi

Tiket Kereta
Rp220.000 per orang (Bogowonto)
Hotel
Rp80.000 per orang per malam (Edu Hostel)
Sewa Motor
Rp60.000 per 24 jam (Andies Rental Motor Jogja)



Hari Pertama

Kalibiru, Kulon Progo

Setelah selesai sarapan dan mengambil motor sewaan, kami langsung menuju ke Kalibiru. Jarak dari Stasiun Lempuyangan ke Kalibiru adalah 37 km. Kalau menaiki motor, kita bisa sampai Kalibiru hanya dalam waktu sekitar 80 menit. Bermodalkan Google Maps, menuju ke Kalibiru tidaklah sulit. Kami sengaja berangkat pagi karena khawatir akan ramai kalau sudah siang. Kami sampai di Kalibiru sekitar pukul 10.00 WIB dan memang masih sepi. Dengan cepat kami membeli tiket masuk yang hanya seharga Rp5.000 per orang.

Pintu masuk Wisata Alam Kalibiru


Denah lokasi di dekat pintu masuk


Cuma Rp5.000!


Ada musala dan tempat makan di lokasi


Pendopo yang disewakan untuk berbagai acara. Harga sewanya adalah Rp150.000.




Di Wisata Alam Kalibiru ini terdapat cukup banyak atraksi menarik. Yang paling populer adalah berfoto di panggung berlatar pemandangan alam Kalibiru. Ada 3 panggung yang bisa menjadi tempat berfoto. Sayangnya, karena saat itu kami datang pada hari Jumat, kegiatan berfoto di panggung harus dipotong istirahat Salat Jumat pada pukul 11.00 WIB. Kalau mau berfoto di panggung, kami harus menunggu sampai pukul 13.00 WIB. Karena enggak mau membuang waktu di Kalibiru, kami pun urung berfoto di panggung dan sekadar menikmati pemandangan alam Kalibiru yang hijau.


Salah satu panggung yang menjadi tempat populer untuk berfoto. Sekali foto cukup bayar mulai dari Rp10.000.


Wahana Flying Fox adalah salah satu wahana yang bisa dinikmati di Kalibiru. Harganya cuma Rp15.000.


Gagal berfoto di panggung enggak masalah. Saya masih bisa berswafoto! :))

Oh ya, sebenarnya untuk sampai ke Wisata Alam Kalibiru ini jalanannya cukup terjal, meski sudah diaspal. Jadi, selalu berhati-hati saat berkendara, ya! Selain itu, biaya parkir motor di kawasan Wisata Alam Kalibiru adalah Rp2.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil. Kalau kamu mau istirahat setelah menjelajah Wisata Alam Kalibiru, kamu bisa mampir untuk minum kopi atau makan mie instan di warung yang ada di tempat parkir. Di sana kamu juga bisa titip tas cuma dengan harga Rp2.000 per tas. Numpang mengisi baterai ponsel juga bisa, loh! Ibunya baik banget! :))

Hutan Pinus Mangunan

Kami enggak menghabiskan waktu lama di Wisata Alam Kalibiru. Sekitar pukul 11.00, kami langsung pergi menuju destinasi berikutnya, yaitu Hutan Pinus Mangunan di Imogiri. Kami sampai di Hutan Pinus Mangunan sekitar pukul 13.00 WIB. Meski dalam perjalanan kami sempat menghadapi hujan deras, untunglah ketika sampai hujannya sudah reda.

Hutan Pinus Mangunan adalah tempat wisata di Yogyakarta yang menjadi favorit para pemburu foto. Berada di tengah pepohonan pinus yang menjulang tinggi benar-benar membuat kita seperti berada di dunia yang berbeda. Lokasinya juga sering menjadi pilihan untuk berfoto pranikah. Jadi, kalau kamu mau menangkap banyak momen menarik di Hutan Pinus Mangunan ini, saya sarankan untuk datang pada siang hari kerja karena pada akhir pekan tempat ini ramai sekali.




Hutan Pinus Mangunan adalah salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang gratis tis tis! Kamu cuma perlu bayar parkir motor Rp3.000. Pengelola juga menyediakan penyewaan kamera DSLR dan action camera seharga Rp20.000 per jam. Tersedia juga layanan foto dengan DSLR sebanyak 3 kali seharga Rp10.000.

Hutan Pinus Mangunan ini sebenarnya berada di kawasan Resort Pengelolaan Hutan  (RPH) Mangunan. Pohon pinus yang ada di sini adalah Pinus Merkusii yang bisa kamu temukan juga di Sumatra, khususnya Aceh, Tapanuli, dan kawasan Pegunungan Kerinci. Jenis pinus ini asli Indonesia, loh!

Di Hutan Pinus Mangunan ini kamu benar-benar bisa menemukan banyak tempat menarik untuk berfoto. Ada beberapa ayunan, menara pandang yang cukup tinggi untuk melihat pemandangan hutan pinus, sampai kursi-kursi kayu. Kalau mau, kamu juga bisa bawa tikar dan piknik di sini atau sekadar istirahat di hammock. Saya sendiri menghabiskan waktu sampai 90 menit untuk berburu tempat foto menarik di sini. :))

Salah satu tempat berfoto di Hutan Pinus Mangungan.



Menara pandang


Ada homestay juga di dekat sini!


Setelah puas berfoto di Hutan Pinus Mengunan, kami pun kembali ke kota Yogyakarta untuk check-in. 

Makan malam di House of Raminten

Jujur aja, kami lelah banget setelah melewati perjalanan dari Kota Yogyakarta - Kalibiru- Mangunan - Kota Yogyakarta. Belum lagi kenyataan bahwa kami baru aja sampai di Yogyakarta setelah perjalanan semalaman naik kereta api. Jadi, setelah check-in, mandi, dan membereskan barang-barang, kami cuma mau makan malam di salah satu tempat makan paling ramai di Yogyakarta. Yap, House of Raminen memang terkenal banget dan rasanya kamu belum ke Yogyakarta kalo belum makan di restoran unik ini,

House of Raminten berlokasi di Jalan Faridan Muridan Noto No. 7, Kotabaru, Gondokusuman. Dari Edu Hostel, kami bisa sampai di sana dalam 10 menit (lagi-lagi bermodalkan Google Maps). House of Raminten menyajikan menu khas Jawa dengan harga yang murah. Biarpun terkesan seperti restoran mahal, sebenarnya harga makanannya murah banget! Karena lelah dan kelaparan, saya dan Atie langsung memesan banyak menu dan semuanya enaaakk! Oh ya,jangan kaget kalau masuk ke sini mencium bau dupa dan melihat banyak sesajian, ya! Biarpun kesannya mistis, tempat ini enggak horor, kok. :))

Pemandangan dari meja kami

   


Saya dan Atie memesan Sego Gudeg, Sego Goreng, Ayam Koteka, Lumpia Ayam, Telor Asin, dan minuman dingin. Untuk hidangan sebanyak itu, ternyata harganya enggak sampai Rp100.000, loh! Oh ya, di House of Raminten, sistemnya adalah pesan dan langsung bayar. Pelayannya yang akan nyamperin kamu dan mengurus semuanya langsung di meja kamu. Pesanan saya tiba enggak sampai 10 menit kemudian. Pelayanannya cepat dan praktis banget!


Pesanan kami~

Saran saya, kalau mau ke House of Raminten, sebaiknya datang sebelum pukul 18.00 WIB. Kami datang pukul 17.00 WIB dan masih sepi. Setelah Pukul 18.00 WIB, restorannya langsung ramai, bahkan sampai waiting list. Enggak peduli kamu datang hari kerja atau akhir pekan, tempat ini pasti penuh saat jam makan malam.


You Might Also Like

2 comments

  1. Wah seru. Jadi pengen main ke Jogja lagi~ Makasih referensinya Kak, boljug :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Kak.. Yogya emang enggak pernah ngebosenin, sih.. :p

      Delete