Fruit Indonesia 2016: Buah Indonesia untuk Dunia

Kamu pernah dengar nama buah kalangkala? Buah mentega? Pampakin? Nama-nama buah itu terdengar asing buat kamu? Wajar, sih. Saya juga baru ta...

Kamu pernah dengar nama buah kalangkala? Buah mentega? Pampakin? Nama-nama buah itu terdengar asing buat kamu? Wajar, sih. Saya juga baru tahu ada buah-buah semacam itu di Indonesia. Buah-buah yang saya sebutkan tadi adalah buah khas Indonesia Indonesia, loh. Buah-buah tersebut kemarin dipamerkan di Fruit Indonesia 2016, sebuah pameran buah-buahan lokal yang digelar oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Institut Pertanian Bogor, bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Berfoto bersama maskot Fruit Indonesia 2016

Saat ini, mungkin masyarakat perkotaan, khususnya kalangan menengah ke atas, lebih suka membeli buah-buahan di supermarket. Yang disediakan di supermarket hampir sebagian besar adalah buah-buahan impor. Nah, Fruit Indonesia 2016 ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk mendorong penjualan buah-buahan lokal supaya bisa bersaing secara nasional dan internasional. Tahun ini, Fruit Indonesia 2016 diselenggarakan mulai 1720 November 2016 di Parkir Timur Senayan Jakarta.

Ini tiket masuknya! :)

Fruit Indonesia 2016 gratis untuk semua kalangan. Di dalamnya kamu bisa mendapatkan sampel buah gratis! Karena saya datang siang, saya sudah kehabisan sampel buah yang disediakan di hampir semua stan. Di festival ini kamu bisa melihat semua buah-buahan lokal dari berbagai provinsi di Indonesia, mulai dari paling barat sampai paling timur. Selain stan dari berbagai provinsi, ada juga stan dari para pebisnis lokal.

Cukup isi formulir, kamulangsung bisa mendapatkan tiket masuk yang berisi nama kamu, loh!

Salah satu stan yang didesain dengan cantik

Perlu waktu lama untuk berkeliling dan melihat-lihat berbagai buah-buahan yang dipamerkan di Fruit Indonesia 2016. Oh ya, selama berada di tempat pameran, kita enggak bisa membeli buah-buahannya. Kita baru bisa membelinya di luar area pameran, tempat stan penjualan. Selain pameran dan penjualan buah, di Fruit Indonesia 2016 ini juga ada banyak acara lainnya. Ada karnaval, perlombaan lomba dekorasi ruang dengan buah dan bunga, kontes buah, lomba mengukir buah, sampai lomba fashion show dan mewarnai untuk murid sekolah dasar. Oh ya, ada lomba swafoto juga, loh!



Fruit Indonesia 2016 ini adalah pergelaran keempat sejak diselenggarakan pertama kali pada 2013. Acara ini berawal dari Revolusi Oranye, sebuah gerakan nasional untuk mendukung dan mengembangkan produksi buah nusantara, mengurangi ketergantungan terhadap buah impor, dan meningkatkan ekspor buah tropis. Sebelumnya, acara ini bernama Festival Bunga dan Buah Nusantara. Kini, dengan berfokus kepada penjualan dan promosi buah-buahan lokal, namanya pun diganti menjadi Fruit Indonesia 2016.

Yang warna merah itu bukan jambu, ya, melainkan cabai! Ini berasal dari Sumatra Barat :))

Saya benar-benar menikmati pameran buah di Fruit Indonesia 2016. Saya sempat mempir ke stan provinsi Kalimantan Selatan. Ada buah kalangkala dan pampakin yang namanya saja saya belum pernah dengar sebelumnya. Kalangkala ini buah seperti terong atau tomat (yang bisa dijadikan sayur) yang biasa dijadikan sebagai lalapan di Kalimantan Selatan. Sayangnya, kalangkala yang dibawa dan dipamerkan sudah busuk. Saat mentah, kalangkala berwarna hijau. Saat matang, warnanya akan berubah menjadi merah. 

Ini buah kalangkala. Sayangnya, yang dipamerkan sudah mulai busuk, padahal warna merahnya bagus!

Masih dari Kalimantan Selatan, ada juga buah pampakin. Namanya mungkin asing, tapi ini adalah sejenis durian. Meski sejenis durian, warnanya berbeda dengan durian. Kulit pampakin berwarna kuning cerah, begitu pula daging buahnya. Enggak seperti durian, pampakin ini baunya enggak menyengat dan bisa tahan sampai seminggu setelah dibuka tanpa dimasukkan lemari es. Sayangnya, pampakin sedang enggak musim, jadi enggak ada sampelnya di sana.

Ini gambar pampakin. Karena lagi enggak musim, jadi cuma bisa lihat gambarnya aja. Pampakin ini pohonnya kecil. Meski begitu, satu pohon bisa menghasilkan sampai 100 buah.

Ada lagi jeruk yang besarnya luar biasa banget! Namanya jeruk pamelo astano. ukurannya kayaknya sampai 20 kali lebih besar dari jeruk biasa. Ada juga buah mentega yang hanya tumbuh di beberapa daerah di Kalimantan Selatan. Buah mentega ini bukan buah yang dibudidayakan, melainkan cuma dibiarkan tumbuh liar di pekarangan rumah atau di hutan. Memang sebagian besar buah khas Kalimantan Selatan bukanlah buah yang dijadikan komoditas karena cuma tumbuh di hutan. Salah satunya adalah buah mentega ini. Padahal manfaatnya banyak sekali, loh. Mulai dari menjaga kesehatan pencernaan sampai mencegah anemia. 

Lihat ukurannya!

Sekilas mirip sawo, ya!

Buah lainnya yang menjadi perhatian di pameran ini adalah buah merah dari Papua Barat. Minyak buah merah dikenal berkhasiat mengobati berbagai penyakit, termasuk kanker. Ternyata, minyaknya itu dibuat dari kulit buah merah. Daging buahnya sendiri sama sekali tidak digunakan, cuma kulitnya saja yang digunakan sebagai obat.

Ini dia buah merah!

Pohonnya kayak gini, nih. Ini ukuran aslinya. Phonnya memang pendek ternyata.

Seru banget melihat berbagai macam buah-buahan lokal yang ternyata enggak kalah kualitasnya sama buah-buahan impor. Buah-buahan lokal adalah buah-buahan topis yang khas dan bagian dari kekayaan Nusantara. Meski saya orang Indonesia, ternyata masih banyak buah-buahan lokal yang baru saya tahu setelah datang ke pameran ini.

Semoga acara ini benar-benar bisa meningkatkan perhatian masyarakat Indonesia untuk membeli buah-buahan lokal dan tropis. Pengunjung yang datang selama 4 hari lalu sampai 15.000 orang, loh. Ada orang-orang asing juga yang penasaran melihat buah-buahan lokal. Kalau orang asing saja tertarik, kita juga enggak boleh kalah, ya! Dukung terus industri pangan lokal! :))



You Might Also Like

0 comments