Curhat: Campur Aduk Perasaan Sebelum Liburan ke Bali

Sebelum saya cerita soal perjalanan saya di Bali (yang akan saya tulis setelah ini), saya mau curhat dulu. Enggak apa-apalah, ya! :p ...



Sebelum saya cerita soal perjalanan saya di Bali (yang akan saya tulis setelah ini), saya mau curhat dulu. Enggak apa-apalah, ya! :p

Sebetulnya, saya enggak pernah merencanakan akan liburan ke Bali dalam waktu dekat. Yang masih dalam daftar tempat yang mau saya kunjungi adalah Nias dan Mentawai, yang insyaAllah akan saya kunjungi pada pertengahan Agustus. Tapi, Bali, biarpun sempat punya keinginan ke sana, saya sama sekali enggak pernah merencanakan perjalanan random ke sana.

Beruntunglah pada akhir Februari ada teman saya yang menjual tiket promo Air Asia dengan harga miring, hanya Rp550.000 PP Jakarta-Denpasar. Biarpun akhirnya saya dapat yang harga Rp750.000 PP, itu masih murah dibandingkan tiket normal yang bisa lebih dari Rp1 juta PP. Setelah berhasil membeli tiket murah itu pun, saya masih belum memikirkan akan pergi ke mana. Sebetulnya, sih, ada perasaan enggak siap karena ternyata teman saya batal ikut.

Jadi ceritanya, karena tiket murah, tanggalnya enggak bisa dipilih sendiri. Yang tersedia tanggal keberangkatan dan kepulangan itu selang seminggu, atau minimal 5 hari. Nah, teman saya ini--yang juga bersama saya ke Yogyakarta--adalah pekerja kantoran yang enggak bisa ambil cuti lebih dari dua hari. Ya sudahlah dia urung ikut. Akhirnya, saya sendiri ke Bali, tanpa persiapan yang matang dan sama sekali enggak bisa mengendarai motor.

Masalah banget, sih, kalau kamu enggak bisa mengendarai motor dan liburan ke Bali sendiri. Soalnya, di Bali hampir mustahil nemuin kendaraan umum. Kamu harus naik taksi, sewa mobil dan driver (yang jelas mahal banget), atau sewa motor supaya bisa pergi ke mana-mana sendiri. Pilihan terakhir adalah yang paling murah karena sewa motor seminggu di Bali bisa cuma Rp300.000 atau sekitar Rp50.000 per hari. Lumayan banget, kan, dibanding sewa mobil sehari Rp300.000 belum sama driver.

Tapi, saya enggak putus asa. Saya update rencana perjalanan saya ke Couchsurfing. Selain memang mau cari host supaya bisa lumayan irit biaya penginapan, saya juga berharap mungkin bisa ketemu teman yang bisa diajak bareng ke mana-mana selama di Bali. Jujur aja, ini adalah pertama kalinya saya benar-benar traveling solo dan sama sekali tanpa persiapan. Makanya, saya sempat ragu apakah saya bisa traveling sendirian.

Seru, sih, traveling solo. Tapi, sempat ragu juga: "Apa iya saya bisa?" - photo by Pixabay

Eh, ternyata, beberapa hari setelah saya posting rencana perjalanan saya ke Bali, ada anak CS yang menghubungi saya. Dia bilang, dia ke Bali pada tanggal yang sama dan ternyata kami juga berencana mengunjungi tempat-tempat yang sama. Alhamdulillah, saya jadi merasa cukup optimis sama perjalanan saya ke Bali. Dan ternyata, ada beberapa orang lainnya juga yang merencanakan liburan ke Bali pada tanggal yang hampir sama. Jadilah saya merasa enggak sabar untuk ketemu orang-orang baru di Bali. Saya pun juga jadi enggak sabar menyambut petualangan macam apa yang bakal saya alami di Bali.

Salah satu keuntungan traveling solo adalah bisa nambah teman baru dan ketemu orang-orang baru di tempat baru. Itu yang saya rasakan saat ke Bali tempo hari. Memang, sih, pada akhirnya saya enggak sepenuhnya traveling solo, soalnya saya jalan-jalan sama teman-teman baru di sana. Saya tiga hari jalan-jalan sama teman-teman dari Couchsurfing, dua hari jalan-jalan sama temannya teman saya dari Lombok yang kebetulan lagi liburan juga di Bali, dan dua hari sisanya saya habiskan bersama keluarga paman saya di Bali. Oh ya, biarpun pada akhirnya ada host yang menawarkan saya menginap di tempatnya di Denpasar, saya akhirnya menginap di Kuta, di rumah paman saya (entahlah, mungkin saya terlalu beruntung karena saya baru mengetahui bahwa ada paman saya di Bali pada H-1).

Seminggu di Bali itu jadi pengalaman traveling terbaik buat saya. Beruntunglah saya juga bertemu orang-orang baru yang sangat baik di sana. Saya sangat tertolong dan merasa sangat beruntung.

Nah, berikutnya, saya akan membagikan catatan perjalanan saya selama di Bali. Semoga bisa memberikan ide buat kamu yang lagi mau melakukan perjalanan random ke Bali. Serius, saya sama sekali enggak punya jadwal yang jelas selama di Bali. Saya ikutin kata hati aja (duh, kayak lagi pilih jodoh pake kata hati segala).

Sampai ketemu di catatan berikutnya! :)

You Might Also Like

0 comments