pesiar
traveling
Yogyakarta
Yogya Short Trip: Waktu Bukan Kendala untuk Mengeksplorasi Banyak Tempat [Bagian 3]
November 14, 2016Hari Ketiga
Sarapan di Bong Kopitown
Hari terakhir di Yogyakarta, kami enggak mau sarapan gratis di hotel. Jadi, kami check-out sejak pagi karena mau sarapan di luar. Tujuan pertama kami adalah ke Mi Casa Es Tu Casa yang berlokasi di Jalan Sosrowijayan. Lokasinya sebenarnya cukup terpencil karena harus masuk gang kecil dulu. Mulai dari pintu gangnya dilarang menyalakan mesin kendaraan. Jadi, Atie membawa motornya tanpa menghidupkan mesin.
Kami pilih Mi Casa Es Tu Casa karena di sini kami bisa titip tas gratis. Rencananya kami masih mau keliling mencari oleh-oleh setelahnya, jadi kami mau titip tas juga. Saya sebetulnya sudah tahu bahwa di sini tersedia daging ular. Yang saya enggak tahu adalah bahwa di sini juga banyak patung-patung kadal! Saya fobia kadal dan hewan-hewan sejenisnya yang bentuknya sama. Jadi, saya enggak mau masuk ke dalam sana. Malu, sih, karena saya sempat histeris dan bersikeras enggak mau masuk. Tapi, ya, sudahlah. Untunglah Atie pengertian, jadi kami pun langsung pindah ke Bong Kopitown.
Mungkin kamu sudah enggak asing mendengar nama restoran yang satu ini. Restoran yang menawarkan konsep makan di penjara ini adalah salah satu restoran unik di Yogyakarta. Didirikan oleh mantan narapidana yang dihukum atas sesuatu yang tak dilakukannya, Bong Kopitown langsung jadi restoran yang meledak! Maksud saya, restoran ini jadi ramai diperbincangkan. Bahkan, sekarang sudah ada cabangnya di Jakarta, loh!
Konsepnya memang unik. Area merokoknya memiliki jeruji besi seperti di penjara. Di area ber-AC, ada alat-alat yang biasa digunakan untuk menyiksa narapidana. Menunya pun diberi nama yang unik seperti hidangan di penjara. Tak ketinggalan, piring dan mangkuknya pun dari stainless steel (atau mungkin aluminium), seperti yang biasa digunakan di penjara.
Sebenarnya, kalau kalian enggak asing sama hidangan di kopitiam, hidangan di Bong Kopitown ini rasanya mirip sama di Killiney Kopitiam (yang menyajikan hidangan Singapura). Makanannya enak dan porsinya besar. Namun, keunikannyalah yang menjadi daya tarik utama Bong Kopitown. Selain unik, tempatnya nyaman banget dan bikin betah!
Belanja oleh-oleh di Bakpiapia
Bakpiapia berlokasi di depan Whiz Hotel. |
Selepas makan siang di Bong Kopitown, agenda kami selanjutnya adalah belanja oleh-oleh. Apa lagi yang paling khas dari Yogyakarta kalau bukan bakpia? Nah, kali ini Atie bersikeras mau membeli bakpia di Bakpiapia. Setelah beberapa kali salah tempat (ada beberapa tempat yang bernama Bakpia Pia atau Bakpia Via), akhirnya kami sampai di Bakpiapia yang kami cari. Lokasinya di Jalan Dagen No. 7, Sosromenduran. Cabang Bakpiapia yang satu ini berdesain retro modern. Jadi, bisa buat berfoto juga.
Bakpiapia menyediakan cukup banyak varian rasa. Yang single tersedia dalam rasa keju, abon, cokelat, kacang hijau, dan blackbeauty. Ada juga yang blasteran, tersedia dalam rasa blueberry cheese, cokelat, durian, keju, nanas, pisang keju, tuna pedas, dan cappuccino. Harganya mulai dari Rp38.000 per kotak.
***
Selesai membeli oleh-oleh, kami pun bersiap menuju ke Stasiun Lempuyangan. Perjalanan 3 hari 2 malam mengunjungi banyak tempat wisata di Yogyakarta berjalan lancar. Saya cukup puas dengan perjalanan kali ini. Meski singkat, saya tetap bisa mengunjungi banyak tempat. Ternyata, waktu memang bukan kendala untuk mengeksplorasi banyak tempat. Saya enggak sabar menuju kunjungan berikutnya ke Yogyakarta karena kota ini memang selalu ngangenin!
0 comments