pesiar
traveling
Yogyakarta
Yogya Short Trip: Waktu Bukan Kendala untuk Mengeksplorasi Banyak Tempat [Bagian 2]
November 14, 2016Hari Kedua
Museum Ullen Sentalu
Pada hari kedua, kami bangun pagi-pagi sekali karena akan menempuh perjalanan jauh. Sebetulnya jaraknya harmpir sama seperti ke Kalibiru, yaitu sekitar 30 km. Akan tetapi, kami harus berangkat pukul 08.00 WIB agar bisa sampai pukul 09.00 WIB. Setelah menikmati sarapan gratis di rooftop, kami pun bersiap berangkat.
Tempat wisata di Yogyakarta yang kami kunjungi selanjutnya adalah Museum Ullen Sentalu. Museum Ullen Sentalu disebut-sebut sebagai museum terbaik di Indonesia. Museum Ullen Sentalu adalah museum yang menyajikan kekayaan budaya Jawa dengan cara yang sangat menarik. Pengunjung diajak untuk berkeliling melihat semua koleksi ditemani pemandu yang akan menjabarkan segala hal tentang koleksi yang kamu lihat. Yang unik di Museum Ullen Sentalu adalah kamu enggak boleh memotret atau merekam apa pun selama tur di dalam museum. Ada tempat-tempat khusus untuk berfoto yang akan diberitahu oleh pemandu. Sisanya, kamu benar-benar harus mendengarkan semua penjelasan pemandu.
Koleksi yang bisa kamu lihat di Museum Ullen Sentalu adalah lukisan-lukisan, patung dari Kerajaan Majapahit, sampai koleksi milik Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Cuma di museum ini kamu bisa melihat kain batik buatan Sultan Solo dengan motif yang khas. Kamu juga bisa melihat lukisan Serimpi Sari Tunggal, yaitu lukisan yang menggambarkan sosok GRAj Nurul Kusumawardhani putri Mangkunagaran VII yang sedang enari Serimpi Sari Tunggal pada resepsi pernikaha Putri Juliana di Belanda pada 1937.
Di salah satu ruangan, kami disuguhkan sekumpulan surat yang diberikan untuk putri yang patah hati. Di ruangan lainnya, ada koleksi gamelan yang dimainkan di kerajaan. Ada juga pakaian yang dipakai saat pernikahan Sultan. Semua yang disuguhkan benar-benar membuka wawasan kami terkait budaya Jawa yang luhur. Sebelum mencapai akhir tur, kami diizinkan beristirahat selama 10 menit dan disuguhkan jamu yang konon racikannya diberikan langsung oleh putri raja. Saya lupa namanya, yang jelas jamu itu adalah obat awet muda!
Ruang istirahat tempat kami minum teh. Di ssini diizinkan berfoto. |
Kamu bisa menilai setiap pemandu karena akan diberikan kertas penilaian ini para awal tur. Kertas penilaian ini akan dimasukkan ke dalam kotak di ruang istirahat. |
Di museum ini, kami cuma diizinkan berfoto di tiga tempat, yaitu di ruang istirahat, di taman, dan di tempat terakhir tur. Meski begitu, Museum Ullen Sentalu benar-benar membuat kami merasa nyaman. Penjelasan pemandu sangat baik. Beruntungnya, karena kami datang saat museum baru buka, yang ikut dalam tur kami cuma 4 orang. Jadi, pemandu kami juga lebih santai menjelaskan karena tidak diburu waktu. Kami pun bisa lebih banyak berinteraksi dengan menanyakan banyak hal.
Tempat berfoto yang kedua |
Oh ya, semua koleksi di Museum Ullen Sentalu adalah koleksi pribadi yang didapatkan langsung dari kesultanan. Entah karena dihibahkan atau dibeli. Jadi, mengunjungi Museum Ullen Sentalu ini hampir sama seperti melihat Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Solo. Bahkan koleksi dari zaman Kerajaan Majapahit pun bisa kamu lihat di sini. Benar-benar museum yang berisi kekayaan budaya Jawa.
Ullen Sentalu adalah singkatan dari nama Jawa yang sangat panjang (saya enggak ingat namanya). Intinya, nama adalah doa. Dalam nama Ullen Sentalu, doanya adalah semoga setelah keluar dari museum ini, kita semua mendapatkan pencerahan berupa wawasan yang luas tentang budaya Jawa yang kaya.
Replika relief Candi Borobudur. Replika ini miring sebagai simbol generasi muda yang mulai melupakan jati diri bangsanya. |
Lihat bangunan yang tertutup pohon di belakang saya? Itu adalah Beukenhof Cafe, restoran dengan gaya bangunan masa kolonial. |
Bersama Mba Mia, pemandu kami yang super kece penjelasannya :)) |
Di depan Beukenhof Cafe. Karena masih pagi, kafenya belum buka. Kafe ini buka pukul 11.00 WIB. |
Oh ya, sekitar 1 km dari Museum Ullen Sentalu juga ada Museum Gunung Api Merapi. Kamu bisa mampir ke sana kalau sewaktu-waktu pergi ke Kaliurang. :))
Gumuk Pasir Parangkusumo
Sebelumnya, saya mau jujur. Dari Museum Ullen Sentalu di Kalurang menuju ke Parangtritis adalah PR besar! Jaraknya lebih dari 60 km, ditambah udara yang semakin panas membuat kami benar-benar merasa kelelahan di tengah jalan. Saat ke Kaliurang udaranya sejuk, jadi enggak masalah biarpun jaraknya lebih hampir 30 km dari kota. Masalahnya, menuju ke pantai, udaranya benar-benar panas dan kering! Meski begitu, perjalanan saya ke kawasan Parangtritis tetap seru!
Kami ke sini karena melihat foto-foto yang bagus di Instagram. Bermodalkan rasa penasaran, kami pun berkendara selama 3 jam menuju Parangtritis (sebenarnya mungkin cuma dua jam karena kami sempat istirahat makan siang di dekat ISI selama hampir satu jam). Kami sampai di Gumuk Pasir Parangkusumo sekitar pukul 14.30 WIB. Tempat wisata di Yogyakarta ini lagi-lagi gratis. Kami cuma membayar biaya parkir motor sebesar Rp3.000.
Sebenarnya tempat wisata ini jadi populer setelah Agnes Monica melakukan pengambilan gambar untuk salah satu video klipnya di sana. Kerap kali tempat ini juga dijadikan lokasi pengambilan foot pranikah karena mirip Gurun Pasir di Afrika. Meski begitu, menurut saya tempat ini cuma bagus di foto. Saya sendiri enggak begitu menikmati berfoto di tempat ini mengingat gundukan pasirnya benar-benar menyulitkan untuk berjalan. Sialnya lagi, karena kami datang Sabtu sore, tempat ini ramai banget. Jadi, kami harus berebutan mencari tempat foto yang bagus.
Gumuk Pasir Parangkusumo ini benar-benar luas. Di sini ada dua menara pandang dan dua ayunan yang menjadi tempat favorit untuk berfoto. Karena saat itu ramai, kami harus bergantian untuk naik ke menara pandang dan bberfoto di ayunan. Sayang sekali kami jadi enggak bisa menikmati tempat wisata di Yogyakarta yang memang populer ini.
Salah satu ayunan yang jadi tempat berfoto favorit di Gumuk Pasir Parangkusumo. |
Padang pasir enggak lengkap tanpa kaktus! |
Oh ya, di dekat tempat parkir motor, ada kafe kecil yang menyediakan minuman segar seperti sop buah dan jus dengan harga terjangkau. saya cuma mencoba sop buah dan jus mangga, tapi rasanya benar-benar segar!
Sop buah segar dari kafe kecil di dekat tempat parkir motor. (abaikan gincu yang ikut terfoto :p) |
Pantai Parangtritis
Karena sudah di Parangtritis, kami pun memutuskan untuk sekalian aja melihat matahari terbenam di Pantai Parangtritis. Dari Gumuk Pasir Parangkusumo ke Pantai Parangtritis cuma berjarak kurang dari 2 km. Pantai Parangtritis ramai seperti biasa, apalagi saat itu adalah akhir pekan. Namun, garis pantainya yang landai dan luas membuat ratusan pengunjung bisa berbagai tempat di sana.
Pantai yang ramai. Lihat ombaknya. Biarpun pantainya landai, ombaknya benar-benar besar! |
Karena ini adalah pantai selatan, ombaknya pun cukup ganas. Jadi, kalau enggak bisa berenang, sebaiknya main di pinggir pantai aja, jangan sampai ke tengah ombak. Oh ya, di Pantai Parangtritis kamu juga bisa berfoto dan langsung dicetak. Harganya cuma Rp10.000 per foto. Kamu juga bisa menelusuri garis pantai yang panjang dengan menaiki delman. Oh ya, karena banyak delman, jadi jangan heran kalo menemukan kotoran kuda di atas pasir #ups.
Saat senja berubah jadi lembayung, pantai sudah mulai sepi. Jadi saya bisa mengambil gambar senja di pantai yang merupakan favorit saya.
Taphouse Beer Garden
Selesai melihat matahari terbenam, sekitar pukul 17.30, kami pulang menuju Edu Hostel. Setelah mandi dan bersiap-siap, kami pergi menuju salah satu tempat ngebir yang unik di Yogyakarta, yaitu Taphouse Beer Garden. Kenapa tempat ini unik? Rumah minum ini bergaya retro dengan salah satu sisi bangunan yang dibiarkan seperti reruntuhan. Taphouse Beer Garden adalah tempat asyik untuk nongkrong dan menghabiskan malam di Yogyakarta.Sebagaimana beer house, di sini juga ada DJ yang memainkan lagu-lagu energik.
Interior bergaya retro. |
Saya dan Atie enggak bertahan lama di sini karena kami masih mau menuju ke salah satu kafe di Prawirotaman. Tapi, kami sempat memesan minuman dan kentang goreng untuk camilan. Harga minuman dan makanannya enggak terlalu mahal kalau dibandingkan dengan beer house di Jakarta. Tempatnya lumayan asyik, sayangnya sound system-nya enggak terlalu bagus jadi suara musiknya terdengar cempreng.
Sebelum pergi, saya sempatkan berfoto dulu. :)) |
Move On Coffee Shop
Setelah berkeliling di Prawirotaman, kami akhirnya memutuskan untuk mencoba kafe yang satu ini. Move On Coffee Shop adalah kafe yang masih terbilang baru. Kafe ini menawarkan kopi yang diseduh langsung dengan makanan berat berupa pasta dan makanan Indonesia. Karena penasaran dengan rasa kopinya, saya pun mencoba salah satunya (saya benar-benar lupa namanya). Kopinya enak dan enggak berat. Kalau kamu suka kopi yang enggak terlalu berat, kamu bakal cocok nongkrong di sini.
Kafe ini menyediakan promo menarik. Pengunjung yang mengunggah foto dengan tagar #moveon akan mendapatkan voucher diskon 20% saat kunjungan dan pembelian berikutnya. Di kafe ini juga ada live music dari band yang membawakan lagu-lagu untuk orang-orang yang susah move on. Kalau kamu mau cepat move on, datang ke kafe ini sama gebetan baru bisa jadi ide yang bagus! :p
2 comments
Naaa, baru baca yang Ullen Sentalu. Tak terlupakan ya ke sana. Museum paling berkesan di hati sejauh ini. terasa ada di sana lagi pas baca blogmu. Perjalanan jauh, hujan-hujanan, sampai ketimpa dahan pohon, terbayar semua deh dengan pengalaman di museum itu.
ReplyDeleteIya, Vinii~ Berkesan banget, yaa~ Menuju ke sana memang lumayan berat karena jauh dari kota, belum lagi kalau hujan yaa.. Tapi, semua pasti terbayar, deh, karena museum ini mencerahkan dan menginspirasi banget! ><
ReplyDelete